Pages

Kamis, 23 Januari 2014

CERPEN SAHABAT



“ Rindu Sahabat Lama “
Kira-kira sudah 5 tahun aku tidak membuka kotak ini. Hmm, lama juga ya. Tapi untung, isinya masih bagus. Tidak ada kecoa ataupun kutu-kutu bandel yang menyerangnya. Alhamdulillah.
Kotak itu berisi sebuah diary.Aku pun terkesima, seketika pikiranku pun mulai menerawang. Seperti menelusuri ruang waktu dan kembali ke masa lalu, anganku pun mulai melayang jauh, sepertinya barusan badanku telah berbalik dan terbang mengikuti alur pikiranku, sehingga khayalanku telah membawaku lagi ke masa itu.
Saat lembaran demi lembaran diary tersebut berhasil ku telusuri sedikit demi sedikit, aku makin membawa jiwaku terbang ke masa sekolah dulu. Aku sengaja mencoba membacanya lebih pelan-pelan, demi meresapi kembali masa itu. Sedikit pun rasanya tidak rela, jika harus kelewatan momen-momen berharga tersebut. Latif, teman dekatku waktu SMP, Rasanya dia telah menjadi penghuni untaian cerita hidup yang pernah ku tulis di diary ini.Latif bukan pacarku. Siapapun yang berani mengatakan dia pacarku, pasti akan aku marahi. Bukan karena tidak suka, bukan karena dia orang yang jahat. Tetapi karena dia Sahabatku. Walopun aku tahu perasaannya. Tapi diapun tidak masalah dengan persahabatan kami. Karna bagi aku dan latif bisa bersama sudah lebih cukup. Dan tak pernah terlintas di fikiran ku sedikit pun untuk pacaran dengan Latif. Karena bagiku rasa sayang tidak harus dengan pacaran. Tetapi akan jauh lebih indah jika rasa itu tetap dibalut dengan kasih persahabatan.
Perlahan rasa rindu pada sahabatku itu mulai bergelayut di hati dan pikiranku. Setelah tamat dari SMP kita memang langsung pisah kota. Selama beberapa bulan, aku masih ada kontak dengan Latif, setelah itu tidak pernah lagi. Sejak terakhir kali dia memberi kabar kalau di daerahnya tersebut tidak bisa menggunakan kartu yang sama.
Namun besar harapanku, Latif masih akan menghubungiku. Tetapi, nyatanya tidak. Sejak itu nomornya tidak aktif. Rumahnya juga sudah kosong, kabarnya orang tuanya telah pindah juga. Aku tidak sempat menanyakan kontak yang bisa dihubungi disana. Jadi Latif benar-benar seperti hilang di telan waktu. Hari-hari setelah kejadian itu aku selalu berharap Latif akan menghunbungiku, dan pernah juga aku berusaha mencarinya lewat jejaring social, tetapi hasilnya tetapi nihil. Hingga perlahan aku pun mulai melupakannya seiring perjalanan masa, aku sudah sibuk dengan dunia baruku, yaitu dengan masa-masa kuliah.
Dan kini, aku sangat ingat kembali dengan Latif. Maksudnya kembali bukan ingin menjadi pacar, tetapi bertemu kembali. Hehe..Tentu bisa dibayangkan begitu banyak cerita indah, ataupun haru yang akan terjadi pada kita. Diary ini saja tidak cukup untuk menceritakan semua yang pernah terjadi itu. Tetapi cukup lah, setiap goresan yang ada di diary ini benar-benar cerita murni persahabatan aku dengan Latif.
Bagaimanapun aku merindukannya saat ini, apa dayaku. Aku hanya bisa mengulas wajah lamanya, dan ku rasa sekarang Latif pasti sudah berubah. Tidak botak lagi. Hehe.. sudah tumbuh rambut, mungkin saja sudah gondrong. Aku hanya bisa menebak-nebak dalam angan-anganku.
Senyum terakhirku saat menutup lembaran diary ini diiringi dengan butiran bening yang tidak bisa kutahan lagi. Aku sengaja merebahkan badanku dan mencoba menikmati rasa rindu ini, hingga aku pun terlelap dan tertidur. “Sahabat lamaku, semoga suatu saat kita dipertemukan kembali” harapan terbesar, kusandarkan pada-Nya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar