Diantara para penulis Al-Qur’an di masa Nabi Saw sekaligus sebagai sekertaris Nabi adalah:
Abdullah bin Sa'd bin Abi Sharh dan Khalid bin Sa'id bin 'Ash yang pernah mengatakan: Sayalah orang pertama yang menuliskan BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM. Al-Kattani menceritakan bahwa saat Rafi' bin Malik Al-Anshari ra ikut dalam bai'at Aqabah, maka Nabi Saw menyerahkan semua ayat-ayat yang telah diturunkan, dan saat kembali ke Madinah Rafi' mengumpulkan semua anggota sukunya dan membacakan ayat-ayat tersebut di depan mereka
Penulis Wahyu Periode Madinah
Dalam periode ini tercatat sekurangnya 60 sahabat pencatat Al-Qur'an. Diantaranya: Abubakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin 'Affan, Ali bin Abi Thalib, 'Abban bin Sa'id, Abu Umamah Al-Bahili, Abu Ayyub Al-Anshari, Abu Salamah, Ubayy bin Ka'ab, Al-Arqam bin Abil Arqam, Usaid bin Hudhair, Tsabbit bin Qays, Ja'far bin Abi Thalib, Jahm bin Sa'ad, Hathib bin Abi Baltha'ah, Hudzaifah Ibnil Yaman, Hanzhalah, Khalid bin Sa'id, Zubair bin Awwam, Zaid bin Tsabbit, Sa'ad Ibnu Rabi', Sa'ad bin Ubadah, Syurahbil bin Hasna, Amir bin Fuhaira', AbduLLAH bin Rawahah, AbdullAH bin 'Amr bin 'Ash, Amr bin Ash, Muhammad bin Maslamah, Mu'adz bin Jabal, Mu'awiyyah bin Abi Sufyan, dan lain-lain.
Metode Pencatatan Wahyu Periode Madinah
Setiap wahyu yang turun, Nabi memanggil para kuttab (penulis/sekertaris) beliau untuk mencatat wahyu tersebut. Seperti yang diceritakan Zaid bin Tsabbit bahwa ia sering dipanggil oleh Nabi jika ada wahyu turun
Cara Penulisan Wahyu di Kalangan Sahabat
Pelajaran Yang
Dapat Dipetik
Demikian tinggi kecintaan sahabat kepada Al-Qur’an dan Ilmu pengetahuan Islam. Mereka sampai menuliskannya pada lembaran kulit. Kayu dan kertas meskipun kertas itu sendiri di masa itu sangat sulit di dapat. Bahkan yang buta huruf sekalipun sampai sampai memaksakan diri menulisnya meskipun meminta orang lain untuk menulisnya.
Pantaslah mereka mendapat pangkat terhormat di sisi Allah Swt karena memuliakan Al-Qur’an dan menjunjung tinggi Ilmu Islam. Mengamalkan Al-Qur’an sendiri adalah akktifitas yang akan berlanjut setelah seseorang mencintai Al-Qur’an setelah mempelajarinya.
Demikian tinggi kecintaan sahabat kepada Al-Qur’an dan Ilmu pengetahuan Islam. Mereka sampai menuliskannya pada lembaran kulit. Kayu dan kertas meskipun kertas itu sendiri di masa itu sangat sulit di dapat. Bahkan yang buta huruf sekalipun sampai sampai memaksakan diri menulisnya meskipun meminta orang lain untuk menulisnya.
Pantaslah mereka mendapat pangkat terhormat di sisi Allah Swt karena memuliakan Al-Qur’an dan menjunjung tinggi Ilmu Islam. Mengamalkan Al-Qur’an sendiri adalah akktifitas yang akan berlanjut setelah seseorang mencintai Al-Qur’an setelah mempelajarinya.
BERSAMBUNG...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar