I. I’Jaz
dan Mukjizat Al-Qur’an
Akar kata I’jaz diambil dari mashdar dari kata ‘ajaza-yu’jizu-i’jazan yang
berarti Tidak berdaya atau ketidakmampuaan seseorang akan sesuatu..
Sedangkan mukjizat berarti:
Kejadian atau peristiwa luar biasa (khoriq al-‘adah) yang disertai tantangan
(untuk menirunya), yang ada pada diri seseorang yang berasal dari Allah untuk
menguatkan risalah yang diembannya
Sesuatu dapat dinilai sebagai mukjizat bila memiliki tiga aspek:
·
Tantangan, untuk mengungguli atau setidaknya menyamai kemampuan yang
dimilkinya
·
Kepastian tidak adanya orang lain yang mampu mengungguli atau
menyamainya
· Kesempatan bagi orang lain
untuk mengungguli atau menyamainya.
II. Bentuk Mukjizat
Mukjizat dibagi dua kategori:
·
Mu’jizat Indrawi (Hissiyyah)
Mukjizat jenis ini diderivasikan pada kekuatan yang muncul dari segi fisik yang
mengisyaratkan adanya kekuatan di luar nalar pada seorang nabi. Contohnya
mukjizat laut yang dibelah oleh Nabi Musa, api menjadi dingin dalam kasus Nabi
Ibrahim dan lainnya..
·
Mukjizat Rasional (’aqliyah)
Mukjizat ini berupa kemampuan intelektual yang rasional seperti Al-Qur’an
sebagai mukjizat Nabi Muhammad. Dan mukjizat ini akan terus belangsung hingga
hari kiamat.
Meskipun al-Quran diklasifikasian sebagai mukjizat rasional ini tidak serta
merta menafikan mukjizat-mukjizat fisik yang telah dianugerahkan Allah
kepadanya untuk memperkuat dakwahnya
III. Perbandingan Mukjizat Al-Quran Dengan Kitab Sebelumnya
·
Mukjizat Nabi sebelumnya bersifat fisik (hissiyah), dan akan lenyap
dengan berlalulnya waktu. Sedangkan
Al-Quran adalah mukjizat yang terjaga, abadi dan berkelanjutan. Karenanya
hingga hari ini masih banyak temuan-temuan tentang mukjizat Al-Quran.
· Mukjizat Nabi-nabi sebelumnya hanya berkisar
peristiwa yang bisa dilihat oleh panca indera semata. Sedangkan mukjizat
Al-Quran mengarah pada keterbukaan hati dan akal. Sehingga pengaruhnya akan
bertahan lama
· Mukjizat Nabi sebelumnya di luar konteks
dakwah dan mukjizat yang yang ada untuk mendukung atau pembuktiaan utusan Allah
Swt. Contohnya menghidupkan orang mati, tongkat menjadi ular dan lainnya. Yang
sebenarnya tidak berhubungan dengan materi kitab Taurat dan Injil. Sementara
Al-Quran adalah mukjizat yang mendukung dakwah kenabian Muhammad Saw.
IV. Aspek Mukjizat Al-Qur’an
· Keindahan Bahasa dan Keindahan Redaksi
Al-Qur’an ( I'jaz Lughowi)
Meskipun bangsa Arab telah memiliki tata bahasa yang tinggi nilai keindahannya
(balaghah), mereka pun dikenal sangat baik dalam menyampaikan penjelasan
penjelasan (al-bayan), keserasian dalam menyusun kata-kata, serta kelancaran
logika.
Begitu pula ketinggian dalam bahasa dan sastra, karena sebab itulah Al-Quran
menantang mereka agar bisa membuat satu ayat saja dari Al-Qur’an. Namun mereka
tidak mampu melakukannya
· Aspek
Penunujukan Ilmiah ( I'jaz Ilmi)
1. Stimulasi Al-Quran kepada manusia untuk selalu berfikir keras atas dirinya
sendiri dan memikirkan kejadian di alam semesta.
2. Al-Quran dalam mengemukakan argument serta penjelasan ayat-ayat ilmiah,
diantaranya:
A. Isyarat tentang Sejarah Tata Surya
Allah SWT berfirman: Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian
Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiya: 30).
B. Isyarat tentang Fungsi Angin dalam Penyerbukan Bunga
Allah SWT berfirman: “Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan
(tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum
kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (QS.
Al-Hijr: 22)
C. Isyarat tentang Sidik Jari manusia
Allah SWT berfirman: “Bukan demikian, Sebenarnya kami Kuasa menyusun
(kembali) jari jemarinya dengan sempurna.” (QS Al-Qiyamah 4)
· Aspek Sejarah & Berita Ghaib (I'jaz
Tarikhiy)
· Sejarah generasi masa lampau.
· Kegaiban Masa Kini
Diantaranya terbukanya niat busuk orang munafik di masa Rasulullah. Allah Swt
berfirman : Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan
dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi
hatinya, Padahal ia adalah penantang yang paling keras.(QS. Al-Baqarah: 204)
· Ramalan kejadian masa mendatang
Diantaranya ramalan kemenangan Romawi atas Persia
di awal surat
ar-Ruum.
Aspek Ketetapan Hukum ( I'jaz Tasyri'i)
Diantara hal-hal yang mencengangkan akal dan tak mungkin dicari penyebabnya
selain bahwa al-Quran adalah wahyu Allah, adalah terkandungnya syari’at paling
ideal bagi umat manusia, undang-undang yang paling lurus bagi kehidupan, yang
dibawa al-Quran untuk mengatur kehidupan manusia yang mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia. Meskipun memang banyak aturan hukum dari Al-Quran yang
secara 'kasat mata' terlihat tidak adil, kejam dan sebagainya, tetapi
sesungguhnya di balik itu ada kesempurnaan hukum yang tidak terhingga.
Diantara produk hukum Al-Quran yang menakjubkan antara lain :
· Hukuman Hudud bagi pelaku Zina, Pencurian,
dsb (QS An-Nuur 2-3)
· Hukuman Qishas bagi Pembunuhan ( QS
Al-Baqoroh 178-180)
· Hukum Waris yang detil (QS An- Nisa 11-12)
· Hukum Transaksi Keuangan dan Perdagangan.(QS.
Al-Baqarah: 282
· Hukum Perang & Perdamaian. (QS Al-Anfal
61)
Dan lainnya
Keterangan Tambahan
Ada beberapa istilah namun berbeda dalam peranannya yaitu:
· Mukjizat: adalah peristiwa luar biasa
(Khawariq 'Adah) yang terjadi atau terdapat pada seorang Nabi. Dan orang biasa
lainnya tidak mampu melakukannya. Dan mukjizat ini hanya diperuntukan bagi Nabi
sebagai tanda atau kegimitasi kenabian
· Karomah: adalah sebuah peristiwa luar
biasa yang terjadi pada diri seseorang yang dekat kepada Allah, seperti para
Wali, para ulama. Karomah ini adalah sebagai bukti bantuan Allah bagi seseorang
yang berdakwah di jalan Allah. Namun biasanya karomah ini tidak dirasakan oleh
orang itu. Namun peristiwa luar biasa ini bukan sesuatu yang harus dikultuskan
namun hanya sekedar pemberitahuan bahwa ia memang orang yang dikasihi Allah.
Dan karomah ini bukan sesuatu yang dicari dengan sengaja oleh yang
bersangkuitan (Bil Kasb)
· Ma'unah; Yaitu orang yang diberi
kemampuan di atas rata-rata, dan orang ini bisa jadi bukan seorang wali atau
ulama. Namun seorang hamba yang taat beribadah. Baik kemampuan ini diperoleh
dengan mencari misalnya setriang berpuasa atau lainnya ataupun datang dengan
sendirinya (bighori Kasb)
·
Istidraj (tipu daya Syetan): Adalah kemampuan seseorang di batas
kewajaran dan orang ini bukan termasuk ulama, orang soleh. Malah dia seorang pendurhaka ataupun bukan
orang soleh. Artinya bahwa yang dimilkinya berasal dari setan dan pastinya akan
menyesatkan manusia.
Hati-hatilah:
Dengan Demikian ketika seseorang memilki dimensi Supernatural jangan dianggap
hebat dulu. Karena hal itu bisa didapat dengan susah payah ataupun datang
dengan tiba-tiba. Kecuali mukjizat ataupun karomah. Dengan mempercayai
seseorang yang tidak dalam kategori Soleh atau taat maka ia terjerumus dalam
kesesatan dan kemusyrikan, meskipun apa yang dilihat, disaksikan benar semua. Maka berhati-hatilah kemusyrikan ada dimana-mana.